Pacaran?


Pacaran model seperti yang saya sebutkan itu, menurut saua adalah percintaan tingkat tinggi. Maksudnya, komitmen yang terjalin diantara kedua pihak luar biasa kuat. Dan untuk berkomitmen tingkat tinggi seperti itu di umur yang bisa dibilang baru saja beranjak dewasa apa lagi yang Berpacaran itu usia dia bawah 17thn hahahaa, sama sekali tidak mudah. Buktinya banyak teman-teman saya yang sering berantem sama pacarnya, dan menurut saya, akar permasalahanya itu adalah karena pacarannya yang terlalu lebay lah terlalu cuek lah yang egoislah yang suka cemburulah semua jadi satu. Nih, beberapa hal yang biasanya jadi bahan pertengkaran.

1.Pacar=Tukang Supir?

Punya pacar, memang enaknya jadi ada yang nemenin kemana-mana. Ada film baru di bioskop, terus nonton bareng pacar. Ada pameran buku, pacar nemenin, malem minggu pengen jalan-jalan pacar juga yg nemenin.. hahh, intinya kalau ada pacar pasti ada partner yang akan selalu siap nemenin kita kemanapun kita mau. Tapi nin, ada case dimana (biasanya), cowok sering merasa hanya dimanfaatkan sebagai supir si cewek. Kayak yang teman saya alami, sebut saja dia Bean. Awal-awal dia pacaran sama ceweknya, si Bean dengan senang hati selalu nemenin ceweknya kalau cewekna kemana-mana. Ke Mal,makan malam, makan siang, nonton bioskop, belanja, jalan jalan., ya kemana saja deh pokoknya. Lama-lama, si Bean merasa kayak ditindas sama ceweknya. Ceweknya seperti bergantung sekali sama Bean, pokoknya kemana-mana harus diantar Bean. Padahal, si Bean juga sebenarnya ingin melakukan hal lain, enggak cuma nganter ceweknya melulu. Tapi ceweknya selalu marah kalau Bambang enggak bisa nganter atau jemput ceweknya. Duh, rempong deh brayyy :D Bean saking sayangnya sama ceweknya enggak mau berantem, katanya takut putus. Soalnya orang tuanya si cewek sudah setuju kalau anaknya pacaran sama si Bean karena mengganggap Bean bertanggung jawab mau terus menjaga anaknya. Padahal, enggak tau aja Bean sampai harus melepas hobi main bandnya gara-gara sibuk jadi "supir". Nah lho. gmana tuh? hahahaaaa

2.Over Protective

Saking udah yakinnya kalau si dia bakalan "the last" terkadang bahkan seringkali memunculkan sifat over protective pada seseorang. Teman saya, ada yang sudah berpacaran dengan pasangannya selama 5 tahun, lama banget ya?. Dan atas dasar itulah, teman saya sebut saja Andre, merasa (sebut saja si lia) itu adalah pasangan hidup yang tepat nantinya. Menang sih, kelihatannya sweet banget ya pacaranya bisa bertahan lama. Jarang cowok yang bisa bertahan lama dengan seorang perempuan, dia umur yang bisa dikatakan kadang-kadang masih suka labil. Tapi nih, si Andre jadi overprotective-to-the-max sama lia, gara-gara takut kehilangan Mawar. Peremanan lia dengan lawan jenis sangat-sangat di pantai oleh Andre. Bahkan, Andre nge-add Facebook teman-teman Mawar yang lawan jenis. Katanya, demi menghindari perselingkuhan. Saya kebetulan kenal dengan Lia, gara-gara dulu Lia sempat mengajak saya kongkalikong untuk membuat surprice ulang tahun untuk Andre. Mawar pernah curhat dengan saya, kalau dia cukup tertekan dengan sifat Andre yang super protective, sehingga Lia jarang sekali ngobrol dengan teman laki-lakinya di sekolahan, kecuali kalau ada tugas saja. dan itu membuat Lia sedih. Mau di nasihati pun, si Andre tetap tidak bisa merubah sifatnya yang protective itu. Mau putus pun, belum berani karena sudah lamanya mereka berpacaran. Akhirnya Lia cuman bisa galau-galau tanpa berani mengambil langkah apapun.

3.Banyak ngatur

Berasa sudah jadi suami istri, banyak orang yang ketika pacaran sudah memberikan banyak aturan kepada pasanganya. Teman saya (cewek) kebetulan menyukai hobi-hobi yang berkaitan dengan alam, seperti mendaki gunung. Pacaranya, selalu tidak pernah setuju kalau ceweknya punya hobi kayak gitu, dan enggak pernah mengizinkan dia untuk naik gunung bersama dengan teman-teman organisasi pencinta alam di sekolahnya. Gila banget. padahal orang tuanya saja mengizinkan. Teman saya itu, karena dia sayang banget sama pacarnya, dia nurut sama pacarnya. Padahal dia sedih banget enggak bisa naik gunung karena itu udah passion nya banget. Ya, kadang-kadang orang menjadi lemah kalau sudah dihadapkan dengan cinta ya. haha. Saya juga pernah mengalami hal seperti itu, tapi untungnya belum jadi pacar. Dia melarang saya untuk Agar tidak Galau, karena dia memang tak ingin melihat saya sedihh. Sweet. Terlaluu


Nah, jadi sebenarnya kalau menurut saya sih, kekerasan pada pacaran tidak melulu kekerasan fisik ya, tapi juga pada psikis alias batin dan perasaan seseorang. Seperti yang saya ceritakan pada hal yang si cowok sampai melepas hobi main band nya gara-gara latihannya enggak teratur, akibar punya pacar yang mesti banget di antar jemput kemana-mana. Itu lebay. Pacar itu bukan supir anda, tapi partner yang setia menemani Anda, ada lagi yang over protective sampai pacarnya enggak bisa berteman dengan lawan jenis. Duh, rempong kalau itu sih. Harus percaya itu apa adanya. Hobinya, aktifitasnya, fisiknya, juga kekurangannya, Baru pacaran lho, belom jadi suami istri.. masa sudah ngatur ini itu. Pacaran itu harus seneng. Jangan ada pihak yang merasa tertekan dan merasa enggak nyaman. Kalau begitu masa mau diteruskan? nahh loo "Bikin Galau"

Related Posts:

    0 Response to "Pacaran?"

    Posting Komentar